ADA YANG DIAM-DIAM JATUH HATI



DENGAN CARAMU MENULIS


Isma'ul Ahmad

Sebuah tulisan dalam buku Menunggu Itu Ada Seninya

karya Isma'ul Ahmad

@apostrof.id

Ada yang diam-diam jatuh hati dengan caramu menulis, dengan caramu mengeja 'aku' di awal kalimat dan menempatkan 'kamu' pada akhir paragraf.


Ada yang begitu penasaran, bagaimana caramu mengubah luka menjadi kata, dan mengubah nama menjadi aktor utama dalam cerita.


Ada yang tak mampu memejamkan matanya menjelang tidur, sebelum kembali membaca apa yang telah kamu tulis. Sebab ia takkan tenang, sebelum memahami keresahanmu hari itu telah ditutup dengan doa.

Aneh memang. Ia tak pernah melihat rupamu, tak pernah berjumpa denganmu, dan tak pernah bertukar kabar denganmu. Namun, mengetahui sudut pandangmu dari tiap tulisanmu, sudah cukup membuatnya bekerja keras melawan rindu.

Isma'ul ahmad

Tentu, akhir kisahmu tak mau seperti S. Effendi, bukan?


Di masa jayanya, S. Effendi banyak menerima surat berisikan pujian dan sanjungan dari para penggemarnya.


Dari sekian banyaknya, terdapat satu surat cinta tak berpuan yang dikirimkan kepadanya. Ia tak tahu kemana surat balasan harus dilayangkan. Dan dalam suasana hati yang berkecamuk itulah ia melahirkan lagu Fatwa Pujangga.


"Tapi sayang, sayang-sayang

Seribu kali sayang

Kemanakah ....... risalahku kan kualamatkan?


Semogalah Dik kau tak putus asa sayang

Pasti kelak kita kan bersua"

Sebab, dia yang mencintaimu akan selalu membaca tulisanmu perlahan, satu per satu, titik demi titik, kata demi kata, frasa demi frasa, hingga kalimat demi kalimat. Sampai dadanya sesak, sampai air matanya meleleh sebab kamu sebut namanya dalam puisimu.


Dia yang mencintaimu takkan pernah terdengar suaranya olehmu. Sebab ia hanya berbisik lirih, menyebut namamu pada bumi, membuncah di langit.


Dia yang jatuh hati pada setiap kata yang kamu buat, takkan pernah berhenti bertanya: Maukah bila satu hari nanti kita duduk berdua dan menulis bersama?


Agar pena tidak hanya menggoreskan kata, tetapi juga, menumbuhkan rasa.


Isma'ul Ahmad dalam buku Menunggu Itu Ada Seninya

Write me, ring me, or find me on social media